Plastik bukan seperti daun yang membusuk atau besi yang berkarat. Ia tidak larut, tidak lenyap, tidak menghilang.
Setiap plastik yang pernah dibuat masih ada sampai hari ini, hanya berubah bentuk — dari botol menjadi serpihan, dari serpihan menjadi debu tak kasat mata: mikroplastik.
Dan mikroplastik ini sudah masuk ke mana-mana:
- Di laut, ia dimakan ikan, dan kita makan ikannya.
- Di garam dapur, karena air laut yang tercemar.
- Di air minum kemasan, karena plastik yang menyusup ke sumber air.
- Bahkan ditemukan di paru-paru manusia, dan yang paling mengerikan:
di plasenta bayi yang belum lahir.
Kita mewarisi plastik, lalu mewariskannya ke anak-anak kita — bahkan sebelum mereka lahir.
Satu Kartu Kredit Setiap Minggu
WWF mencatat: manusia modern kemungkinan menelan sekitar 5 gram plastik per minggu. Itu setara dengan satu kartu kredit.
Bayangkan itu masuk ke tubuhmu. Minggu demi minggu. Tahun demi tahun.
Dan efeknya tidak sepele:
- Plastik membawa senyawa kimia beracun seperti BPA, ftalat, dan lainnya.
- Zat ini bisa mengganggu hormon, memicu infertilitas, merusak organ, dan memperbesar risiko kanker.
- Beberapa studi bahkan menduga keterkaitannya dengan autisme dan gangguan perkembangan pada anak-anak.
Ini bukan sekadar isu “lingkungan”. Ini sudah masuk wilayah kesehatan publik, masa depan generasi, dan kejahatan industri terselubung.
Satwa Laut Mati Tanpa Kamera
1 juta burung laut mati karena plastik.
100.000 hewan laut besar seperti penyu, lumba-lumba, dan anjing laut tewas karena menelan atau terjerat plastik.
Mereka tidak punya media. Mereka tidak bisa protes.
Mereka mati diam-diam, sementara manusia terus memproduksi dan membuang plastik tanpa malu.
Plastik telah mengubah laut menjadi tempat pembantaian diam-diam — dan kita pelakunya.
Jio
Recycling Adalah Mitos Separuh Bohong
Kita suka merasa bersih dengan membuang botol ke tempat sampah khusus “recycle.”
Tapi faktanya?
Kurang dari 10% plastik yang kita buang benar-benar didaur ulang.
Sisanya?
– Dikirim ke negara miskin.
– Dibakar (dan mencemari udara).
– Atau dibuang sembunyi-sembunyi ke alam liar.

Recycling telah jadi tameng moral yang digunakan industri untuk tetap memproduksi plastik — sambil mengalihkan tanggung jawab ke kita.
Jadi, Apa Solusinya?
Kurangi, bukan ganti
Mengganti kantong plastik dengan kantong kain tak menyelesaikan jika kita tetap konsumtif. Yang dibutuhkan adalah perubahan gaya hidup, bukan sekadar pengganti.
Desak produsen besar
Perusahaan besar yang membuat bungkus sekali pakai harus diminta tanggung jawab.
Mereka pencemar utama, tapi sering kali justru paling bebas dari kritik.
Tekan pemerintah untuk bertindak, bukan berpidato
Kebijakan harus tajam, bukan hanya seremoni. Plastik sekali pakai harus dilarang. Daur ulang harus difasilitasi, bukan cuma dianjurkan.
Selama kita masih nyaman dengan kemasan praktis dan murah, selama itu pula plastik akan tetap meracuni bumi dan tubuh kita.
Dan selama media hanya sibuk memberitakan kampanye tanam pohon, tanpa menyuarakan kenyataan sebenarnya, BrutalNews akan terus berdiri — sebagai ruang sadar, bukan ruang iklan.
Karena kebenaran tak butuh izin.
Hanya butuh disuarakan.